Burnout

 

burnout

Apakah kalian pernah mendengar istilah burnout?


Burnout adalah sebuah kondisi dimana seseorang merasa kelelahan, kehilangan motivasi, merasa tidak sanggup melakukan suatu hal karena merasa tertekan.


Kondisi ini cukup sering disebutkan dalam masa pandemi saat ini, karena memang, situasi sekarang tidaklah ideal untuk semua orang. Entah itu sebagai mahasiswa, karyawan, pengusaha, atau mungkin kaum rebahan, tetap saja akan terdampak.

Situasi dimana mengharuskan kita beraktivitas dalam kondisi yang tidak ideal, banyak pembatasan di sana sini, tentunya akan berdampak pada psikologis.

Here's the thing. I don't want to normalize burnout in a wrong way.

Kesehatan mental saat ini sudah menjadi hal yang cukup lumrah di kalangan masyarakat Indonesia, hanya saja saya pun cukup sering melihat bagaimana orang dengan santainya mendiagnosis dirinya sendiri, tanpa melakukan konsultasi kepada pakarnya.

Don't get me wrong, I have concern with mental health. Kalau kamu merasa bahwa kamu memiliki permasalahan dengan kesehatan, baik jiwa ataupun raga, carilah bantuan profesional.

Get help. I know you're strong. Admitting your problem is one thing, seeking for help another thing, and trying to fix it with help is way another level.

Jangan pernah menyepelekan kesehatan mental karena sama seperti tubuh kita memerlukan asupan vitamin, istirahat yang cukup, olahraga teratur; begitu juga mental kita.

Di masa pandemi ini, tidak hanya orang extrovert yang mengalami tekanan tapi bahkan introvert pun akan merasakan hal yang sama. Karena itu, penting sekali adanya empati antara kita dengan orang lain. Setiap orang memiliki masalahnya sendiri, kadar toleransi yang berbeda, dan di masa seperti ini, penting sekali untuk kita bisa mengerti dan tidak menghakimi.


Saya akan mengutip perbedaan antara stress dengan burnout yang saya baca dari situs helpguide.org

Pada dasarnya, perbedaan terutama adalah bagaimana kita menyikapi suatu hal. Saat kita mengalami stress, kita akan lebih reaktif. Kehilangan energi dan juga memiliki rasa cemas yang berlebih.

Sedangkan burnout, lebih ke arah kehilangan harapan, kehilangan semangat. Perbedaan paling ekstrim adalah stress bisa membuat kita lebih cepat meninggal (maybe suicidal, or leads to physical disease) sedangkan burnout membuat kita kehilangan semangat hidup, merasa hidup tidak berarti.

Kabar baiknya, baik stress maupun burnout bisa disembuhkan. We can deal with it.

We need help from other people, both professional one and also good support system. Karena itu penting kita memiliki lingkungan yang bias mendukung kita.

We are not alone in this world. We're not in this battle alone. Let's keep walking hand in hand, This too shall pass.


Cheers,

Zis.

Post a Comment

2 Comments

  1. Pandemi memang efeknya bener" kejam ya kak

    ReplyDelete
  2. betull, memang melelahkan. Semoga kita sama-sama menemukan semangat untuk terus berjuang yaa <3

    ReplyDelete