Saya adalah orang yang percaya bahwa makanan itu adalah hal yang mendekatkan kita pada seseorang dan juga menciptakan kenangan tersendiri.
Karena itu, menurut saya membahas jajanan sewaktu SD sangatlah menarik. Sewaktu SD, saya bukanlah anak yang sering dikasih uang jajan oleh ortu. Kalau pun dikasih, biasanya sangat terbatas karena orangtua saya tidak begitu setuju jajan di sekolah. Takut pengawet, takut gak higienis, dan sebagainya, hehe.
Jadi, cerita jajanan saya tuh malah dari pedagang yang lewat depan rumah karena biasanya sudah difilter terlebih dulu oleh orangtua. Kebetulan, banyak banget pedagang makanan yang sering lewat.
Saya akan ceritakan yang paling saya ingat terlebih dulu, ya. Yang pertama adalah siomay. Bukan siomay dimsum ya, lebih ke siomay Bandung kalau kata kakak. Abangnya itu pakai peci, dan biasanya banyak banget penggemarnya. Jadi harus ngantri, kadang di tetangga, biar sekalian XD
Dari abang siomay ini saya jadi terbiasa untuk mengiris jeruk limo, lalu memerasnya ditekan ke pisau gitu, supaya bijinya gak jatuh ke makanan. Iya, detail gak penting emang, haha.
Sayangnya, pedagang siomay kesayangan saya ini sudah meninggal dunia :( Tapi satu hal yang saya salut, beliau sudah membiayai dua anaknya kuliah dengan hasil berdagang siomay keliling. Keren banget ya? :D
Pedagang makanan kedua yang sering saya beli dagangannya adalah keripik. Sampai sekarang masih sering lewat, berteriak menjajakan dagangannya. Yang khas dari dia adalah setiap kali dipanggil, dia akan menyahut "Masih adaaa~"
Yang dijual hanya tiga macam jajanan yaitu keripik pedas, keripik manis, dan kacang. Saya ingat dulu saya rajin banget beliin ini buat snack temen sekantor. Emang gak bakat dagang, gak ngambil untung, haha. Karena saya seneng sih bantuin abangnya ini jualan dan emang murah banget.
Selanjutnya, saya juga suka banget jajan jajanan pasar. Jadi, ada dua mbak-mbak yang selalu menggendong keranjang, biasanya ada tiga-empat susun gitu. Di susunan pertama, biasanya isinya nasi. Susunan kedua, kue-kue, sedangkan susunan ketiga dan empat biasanya kosong, hahaha.
Rumah saya itu kan pintunya ada di dalam ya, jadi dari pagar ada pekarangan dulu baru masuk ke pintu utama. Dulu itu, saking akrabnya dengan kedua mbak tersebut, mereka biasanya sudah masuk sampai ke pintu untuk menjajakan dagangannya.
Belakangan mereka sudah bisa bikin warung sendiri dan tidak lagi menjajakan dagangan mereka. Jadi sedih juga, sih, karena kebiasaan tersebut cukup lama. Tapi ya, sekarang kan udah banyak kurir makanan, ya. Hehehe.
Jajanan micin dan kawan-kawan, justru baru saya konsumsi sejak SMP. Jadi, waktu SD, jajanan saya malah tergolong berat :P
Kalian bisa cek juga cerita dari Mpah mengenai jajanan waktu SD di sini: Jajanan Kesukaan Anak Indonesia
Cheers,
Zis
0 Comments