Halo, setelah kemarin bercerita tentang
pengalaman pertama kali pindah sekolah, kali ini saya akan becerita mengenai pengalaman pertama saya naik angkutan umum.
Saya bercerita di
post sebelumnya kalau saya lebih sering menjelajah daerah Jakarta Timur daripada Jakarta Barat. Mungkin ada yang bingung karena harusnya saat di asrama saya terbatas pergerakannya. Itu ada benarnya, tapi di sisi lain, saya juga jadi belajar mandiri, termasuk dalam hal naik angkutan umum.
Saya pertama kali naik angkutan umum sendiri itu saat masih SD. Rumah saya di Jakarta Barat dan malah hampir ke Tangerang sedangkan asrama di daerah Jakarta Timur. Jatah pulang ke rumah itu sebulan sekali, dan kadang orangtua saya tidak bisa jemput. Jadi, saya pun diusulkan untuk pulang sendiri.
Saya diberitahu harus naik kendaraan darimana, turun dimana, dan juga berapa biayanya. Terus terang, saat pertama kali banget saya harus melakukannya, saya cuek saja. Malah saya senang karena tetap bisa pulang walau tidak dijemput.
Tapi saat benar-benar sudah di dalam bus, saya jadi takut sendiri, haha. Keluarga dan juga ibu pengasuh di asrama terus mengingatkan agar saya berhati-hati. Apalagi mengingat saya yang naik sepeda di sekitar komplek rumah saja sering nyasar, wajar mereka khawatir.
Beberapa pesan yang saya dapatkan sebelum naik angkutan umum sendiri adalah:
1. Jangan main
handphone saat sedang di kendaraan umum. Ini tentu saja mudah awalnya karena saya tidak pegang
handphone juga saat di asrama. Tapi setelah punya pun saya selalu mengusahakan agar menggunakan
handphone seperlunya. Disimpan seaman mungkin agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya perlu gak sih simpan handphone di tempat umum? Menurut saya perlu. Selain mencegah penjambretan/perampokan, penting untuk keamanan kita. Takutnya kita jadi tidak sigap saat ada sesuatu yang terjadi.
2. Selalu siapkan uang pas. Kalau di masa sekarang, ini penting untuk mencegah penularan penyakit. Secara umum sih, ini mempermudah karena kadang supir/kenek gak punya kembalian. Selain itu, kalau pake uang pecahan besar juga rawan jatuh/tercecer/memancing kejahatan, apalagi kalau kita harus buka dompet dulu.
3. Perhatikan jalan yang kamu lalui. Saya melakukan ini, tapi seringnya tetep aja saya gak tau jalan yang sedang saya lalui, haha. Ini berguna agar kita tidak tersesat, tidak dibohongi orang atau amit-amit, jangan sampai diculik orang.
4. Waspada saat berbincang dengan orang asing. Ini, jujur, kadang saya tidak lakukan. Saya dasarnya orangnya cuek, tapi seneng membahagiakan orang lain juga. Jadi kadang suka terjebak pembicaraan gak penting dengan sesama penumpang. Sebenarnya sih, menurut saya, yang penting waspada saja. Jangan sampai jadi curigaan, tapi jangan juga jadinya masa bodo dan malah merugikan diri sendiri.
5. Jangan tidur di kendaraan umum. Selain rawan kriminal, ini juga merugikan kita sendiri kalau sampai terlewat tempat tujuan.
Hal menarik yang saya alami selama masa-masa belajar naik angkutan umum adalah menikmati musik dari pengamen yang menemani perjalanan. Ada kok, pengamen yang suaranya bagus dan enak dinikmati. Walau ada juga yang suaranya bikin saya pengin turun dari bus. Paling kesel kalau kita udah berdesakan, eh masih ada aja pengamen yang lalu melintas di antara yang sudah berdiri dalam bus dan jadi susah bergerak, hih.
Saya juga sebenarnya senang naik angkutan umum karena saya senang
people-watching. Kadang kesel juga, sih, kalau orang terlalu nyaman.
Satu kali, saya pernah sedang di dalam Metro Mini, bus ukuran kecil, lalu sedang berdiri karena tidak ada tempat duduk. Tentu tidak ada kipas angin, ya. Kejadiannya siang hari, dan di depan tempat saya berdiri tuh duduk sepasang remaja. Saya gak inget mereka awalnya ngomongin apa, yang jelas berakhir dengan adegan mereka cubit-cubitan.
Kesel banget liatnya, karena ruang gerak di Metro Mini kan sempit, dan mereka tuh bergerak ya mempengaruhi orang lain juga, termasuk saya.
Saya ngerti sih mereka lagi kasmaran, dan harusnya saya gak terganggu. Tapi cobalah kalian bayangkan, lagi kepanasan karena cuaca, berebut oksigen di tempat sumpek, lalu malah menyaksikan dua orang itu cubit-cubitan.
Pada intinya, saya rasa kita juga tetap harus memperhatikan etika saat di tempat umum, sih. Jangan sampai malah membuat orang lain jadi gak nyaman. Dipikir lagi, mungkin kalau kejadian di saat ini, akan
viral masuk ke akun gosip, ya, hahaha.
Baiklah, sebelum malah jadi ngegosip lebih lanjut, sepertinya saya sudah cukup bercerita mengenai pengalaman pertama naik angkutan umum. Bagaimana pengalamanmu? Cerita juga ya di kolom komentar :)
Cek juga cerita dari Mpah di
Flying without Limit.
Cheers,
Zis
0 Comments