Hari pertama bekerja di tahun 2018, saya memulai hari dengan malas-malasan. Saat saya keluar rumah untuk naik ojek online (ojol) yang sudah menunggu, saya sudah mulai sebal karena panasnya matahari yang luar biasa menyengat.
Untunglah supir ojol saya gak banyak ngomong. Dia hanya tanya saya masuk kerja jam berapa, lalu gak bilang apa-apa lagi. Saya pun bisa menikmati waktu bengong yang berharga selagi di jalan.
Sudah hampir sampai di kantor, gak sengaja saya melirik ke spion kanan motor yang saya naiki. Wah, kok kayaknya langitnya bagus. Tapi pas saya lihat ke depan, biasa aja. Lihat ke spion lagi, bagus ah warnanya.
Kemudian saya jadi kepikiran, ternyata cara kita melihat sesuatu sangat mempengaruhi penilaian kita. Karena saya melihat pemandangan tersebut lewat spion yang jelas mempersempit area pandang, saya bisa langsung melihat keindahan pemandangan tersebut.
Mungkin itu juga yang membuat saya tidak bisa melihat keindahan yang sama saat melihat lurus ke depan karena terlalu banyak yang tersaji di depan mata saya. Saya tak tahu mana yang paling menarik, sehingga merasa semuanya tak menarik.
Selain itu, memandang ke belakang, biarpun hanya sedikit, seringkali memancing kita untuk kurang bersyukur.
Saat melihat sedikit ke belakang dan menemukan keindahan, seringkali kita akan dengan cepat berkata "Tuh kan, bagusan yang di belakang." Padahal kita juga belum tahu secara pasti bahwa yang di depan tidaklah seindah yang ada di belakang.
Lebih lagi, bukankah terus menatap belakang tidak membawa kita ke tempat lebih baik?
Apabila kita terus berjalan ke depan, meski tak tahu apa yang akan menyambut kita, setidaknya kita sudah melakukan sesuatu untuk menjadi lebih baik lagi.
Setiap langkah kecil, setiap ucapan syukur, akan dihargai. Percayalah ;)
0 Comments