The International Relations Analysis of the Lunar Chronicles Series
Oleh, Puji P. Rahayu
Hello, there!
Apa kabar? Perkenalkan kembali, namaku Puji P. Rahayu. Biasa dipanggil Puji dan bisa dikunjungi di Prayrahayu’s Book. Hoho. Oh, iya. Di kesempatan kali ini, aku ingin sedikit berbagi mengenai kecintaanku terhadap salah satu seri yang aku baca. Akan tetapi, kali ini, aku ingin membawakan satu hal yang cukup berbeda. Apa itu? Aku ingin membahas dan menganalisis apa yang terjadi dalam The Lunar Chronicles—yap, seri karangan Marissa Meyer ini yang akan kubahas—melalui kerangka ilmu hubungan internasional.
[caption id="attachment_2688" align="alignnone" width="656"]

Oh, mungkin kalian bertanya-tanya mengapa aku menggunakan kerangka Ilmu HI. Jadi, aku adalah mahasiswi HI yang kebetulan tertarik dengan kajian pop culture—dan tentunya lagi gabut. Hihi. Menurutku, tidak ada salahnya apabila aku mencoba untuk menganalisis apa yang terjadi di The Lunar Chronicles melalui kerangka ilmu HI. Tentunya, tulisanku ini terinspirasi dari buku karangan Daniel H. Nexon dan Iver B. Neumann yang berjudul Harry Potter and International Relations. Sayangnya, aku belum mendapat kesempatan untuk membacanya ☹ Ugh, anyone? Buy me one, please!
Baiklah, tanpa berbasa-basi kembali, aku akan memulai analisis-setengah-sotoy saya mengenai seri young adult yang cukup hits ini. Oh, ya! Aku sarankan kalian untuk membaca novelnya terlebih dahulu. Kalau bisa sih keseluruhan serinya. Kenapa? Because this article will contains much of spoiler! You’ve been warned!
Mari kita mulai dari konsep paling mendasar dalam ilmu hubungan internasional. Yep, apalagi kalau bukan power. Dalam ilmu hubungan internasional, power dapat didefinisikan menjadi kapasitas dari seseorang, kelompok, atau bangsa untuk mempengaruhi pihak lainnya dalam rangka mencapai tujuan dari kelompok tersebut. Menurut Joseph Nye, Jr. dalam bukunya yang berjudul Understanding International Conflict, pada dasarnya power terbagi menjadi dua, yakni hard power dan soft power. Hard power adalah penyebaran pengaruh menggunakan cara kekerasan. Sedangkan soft power merupakan penyebaran pengaruh menggunakan cara non kekerasan dan bertujuan untuk mengubah persepsi dari masyarakat negara tujuan. Perimbangan penggunaan kedua power tersebut disebut sebagai smart power.
[caption id="attachment_2690" align="alignnone" width="850"]

Dalam The Lunar Chronicles, terlihat jelas bahwa ada penggunaan power yang tersirat. Hal ini ditunjukan dari upaya Ratu Levana untuk mempengaruhi para pemimpin di Bumi untuk mengikuti kemauannya. Dapat dikatakan bahwa Ratu Levana mencoba untuk menggunakan hard power dengan mengancam akan melakukan perang apabila Kai, selaku pemimpin Persemakmuran Timur, tidak mau mengikuti kesepakatan yang telah dibuat. Dalam hal ini pula, aku teringat salah satu konsep mengenai power yang dikemukakan oleh Thucydides, “the big power can do what they want to do and the small power have to accept what they have to accept.” Big power dalam The Lunar Chronicles pastinya adalah Ratu Levana. Mengapa? Karena, dia memiliki privilege, antidot dari letumosis yang dibutuhkan oleh orang-orang Bumi. Sedangkan, Pangeran Kai tidak memiliki kapabilitas untuk menolak apa yang diinginkan oleh Levana.
Konsep kedua yang akan aku gunakan adalah mengenai sovereignty. Sovereignty dapat diartikan sebagai kemampuan negara dalam mempertahankan otoritas negaranya. Negara berhak melakukan apapun, selama seseorang berada di wilayah teritorinya. Hal ini ditunjukan dari upaya Kai yang mencoba untuk mengecam Levana karena bertindak sewenang-wenang saat penangkapan Cinder. Kai mengingatkan bahwa Cinder termasuk warga negara Persemakmuran Timur dan merupakan orang Bumi. Sehingga, yang berhak melakukan penghukuman terhadap Cinder adalah pemerintah Persemakmuran Timur—even we don’t know what’s the exact reason for Kai’s attitude toward Cinder at that time. Akan tetapi, hal ini aku asumsikan sebagai upaya Kai untuk mempertahankan kuasanya sebagai pemimpin dari Persemakmuran Timur.
Konsep terakhir adalah cooperation under anarchy. Berbeda dengan politik domestik, dalam ilmu hubungan internasional, tidak akan ada aktor yang kedudukannya lebih tinggi dari negara. Maka dari itu, keadaan negara-negara di dunia dianggap dalam keadaan anarki. Tidak ada yang memerintah dan memimpin. Dalam penjelasannya, yang dimaksud dengan cooperation under anarchy adalah, negara akan memilih untuk bekerja sama dengan negara lainnya apabila kepentingan nasional mereka sama. Akan lebih baik melakukannya secara bersama-sama, daripada harus melakukannya sendiri. Hal inilah yang dilakukan oleh enam pemimpin negara-negara di Bumi saat menghadapi Levana. Persemakmuran Timur, Eropa, Amerika, Afrika, Inggris, dan Australia, bersedia untuk melakukan berbagai korespondensi untuk menghadapi serangan Levana.
[caption id="attachment_2689" align="alignnone" width="2560"]

Nah, pada dasarnya banyak sekali hal yang dapat dibahas dalam The Lunar Chronicles melalui kerangka ilmu hubungan internasional. Jadi, kalau kalian beranggapan bahwa ilmu HI hanya mempelajari perang dan damai, hem, kalian harus berkenalan lebih lanjut dengan HI kalau demikian. Hoho. Untuk kali ini, tiga konsep itu saja yang sanggup kupaparkan dalam artikel ini, karena aku sudah ngantuk dan butuh tidur. Hihi. Ada pertanyaan? Sila kunjungi aku di prahayu(dot)pr(at)gmail(dot)com atau twitter @Purahayu. Lagi-lagi, kuucapkan terima kasih pada Kak Chei atas kesempatannya untuk nongol lagi di Book Admirer! Ulala. Suatu kehormatan bisa cuap-cuap di sini. Jangan bosen-bosen untuk ngundang aku ya, kak. Hehe :D
Have a nice day, everyone!
REFERENSI
Meyer, Marissa. 2012-2015. The Lunar Chronicles Series. New York: Macmillan Publisher
Nye, Jr, Joseph S. 2000. Understanding International Conflicts: An Introduction to Theory and History 3rd edition. New York: Longman.
Viotti, Paul K.. dan Kauppi, Mark V.. 2012. International Relations Theory. Boston: Longman.
Ditulis oleh Puji Rahayu
Blog: http://prayrahayusbook.blogspot.co.id
Sekilas tentang Puji Rahayu: Book-admirer and Friends #3
2 Comments
Aku merasa bangga bisa nulis ini. Haha
ReplyDeleteMakasih, Kak Che :D
Aku pun bangga ada tulisan bagus begini di blog recehku hahahhaha. Sering mampir yaa Puji *modus
ReplyDelete