Tak terasa, kita sudah memasuki tahun kedua di tahun 2017.
Banyak sekali perubahan yang terjadi dalam kehidupan saya, termasuk rumah. Entah itu rumah dalam arti sesungguhnya atau rumah di dunia maya.
Saya akan cerita sedikit soal rumah di dunia maya. Tahun 2015, saya nekat beli domain untuk blog buku. Alasannya biar makin rajin nulis. Lalu tahun 2016, saya makin nekat dengan milih self-hosting.
Setelah kecewa dengan pelayanan di tempat saya berlangganan, akhirnya saya memutuskan menggunakan jasa WP secara langsung.
Jadilah domain saya berubah-ubah karena kelabilan dan ketidaksabaran saya. Awalnya book-admirer, lalu bookadmirer, dan sekarang jadi zpetronella.com
Mungkin lain kali saya akan cerita lebih jelas lagi kenapa bisa cerita seperti itu.
Nah, seperti yang saya bilang, selain rumah di dunia maya, saya juga masih dalam suasana baru pindah rumah yang sungguhan.
Saya sudah menempati tempat yang baru sudah hampir empat bulan lebih, tapi tetap saja. Suasana pindahannya masih terasa banget.
Sekarang sih kamar saya sudah terlihat lebih manusiawi. Dalam artian, gak ada dus-dus yang berserakan sehingga menghalangi pergerakan. Tapi tetap saja, saya merasa masih perlu membereskan kamar saya setidaknya seminggu sekali.
Mungkin juga karena efek kamar baru, saya selalu merasa ingin beli sesuatu yang baru. Seperti punya list belanja yang seolah gak berujung.
Awalnya saya kira ini terjadi karena dari awal saya memang tidak punya konsep yang cukup jelas untuk kamar saya. Kebetulan kami (saya dan adik, yang menempati hunian baru), meminta bantuan salah satu kenalan untuk membuat furniturnya.
Adik saya sudah punya konsep yang sangat jelas. Kamarnya punya tema Batman, karena dia memang sangat suka Batman. Sedangkan saya, nyaris gak punya bayangan.
Kami dipersilakan untuk mengirimkan gambar atau konsep yang kami mau. Adik saya dengan senang hati melakukannya. Sementara saya, gak ada ide!
Akhirnya saya cuma cari-cari di internet yang saya rasa menarik. Saya pun memilih design untuk lemari buku, lemari pakaian, dan ranjang. Ada tambahan meja untuk laptop karena adik saya juga punya di kamarnya, jadi saya mau juga.
Satu-satunya tema yang saya mau dari awal adalah dominasi warna biru-putih di kamar.
Begitu furnitur sudah jadi dan disusun, saya pun sedikit bingung. Rasanya kamar saya itu lowong banget, dalam artian sebenarnya dan nyaris sebenarnya.
Kamar saya memang sedikit lebih besar daripada kamar adik saya. Dan karena kamar saya gak ada tema khusus alias polos-polos aja, jadinya lega.
Saya pun jadi gemas pengin pajang ini, pajang itu, beli ini, beli itu. Ternyata adik saya pun sama seperti saya.
Rupanya berkonsep ataupun tidak, disiapkan secara matang ataupun tidak; namanya baru pindah itu pasti ada aja yang kurang. Seringnya sih malah yang cenderung sepele.
Seperti yang terjadi pas hari pertama saya menginap di hunian baru. Saya terbiasa mematikan handphone dan ditaruh sejauh mungkin. Jadi, saat bangun, saya pasti cek jam dinding. Lalu saya baru sadar setelah celingak-celinguk beberapa saat bahwa kami belum punya jam dinding.
Untung saja gak susah cari yang jual jam dinding sesuai keinginan. Adik saya dapat warna kuning, matching dengan tema kamarnya. Saya pakai warna putih.
Dan kejadian lainnya adalah saat pompa air galon kami yang menggunakan baterai sudah mulai lelet. Saat kami mau ganti baterai, ternyata kami gak punya baterai AA. Cuma ada baterai AAA. Padahal kami baru saja pulang belanja dari supermarket #facepalm
Selagi menulis ini pun, saya mengedarkan mata ke sekeliling kamar dan kembali berpikir, "Kamar saya begini amat, ya?"
Niatan saya untuk membuat kamar ini didominasi warna biru dan putih sepertinya masih jauh dari kata sukses.
Jadi pertanyaan yang sama pun kembali muncul, "Apa lagi yang harus dibeli, ya? Hmm..."
1 Comments
[…] ini mood menulis saya lagi turun banget, apalagi karena sempat ada error dalam hal domain. Saat masalah sudah terselesaikan, saya malah jadi terlanjur kebiasaan gak nulis dalam seminggu. […]
ReplyDelete