I'm Wide Awake

...karena "Wake me up when September ends" sudah terlalu mainstream.

Dan yah, kalimat tersebut tidaklah cocok dengan apa yang saya rasakan saat ini.

2015 tinggal separuh jalan, bahkan kurang dari itu.

Banyak perubahan yang terjadi dalam hidup saya, sadar atau tidak sadar, menyenangkan atau kurang pas dengan keinginan saya, bahkan ada perubahan jangka panjang dan ada yang hanya bersifat sementara.

Saya tidak akan menjelaskan secara rinci di sini apa saja yang terjadi, tapi saya akan berbagi secara garis besar.

Hal pertama yang ingin saya bagikan adalah segala yang terjadi membuat saya untuk terus belajar mengucap syukur.

Saya sudah sering mendengar satu lagu kesukaan adik saya tapi baru sekitar sebulan yang lalu saya benar-benar meresapi liriknya (maklum, bahasa Inggris jadi saya rada gak ngerti).

Lirik yang paling mengena buat saya adalah: "Make peace with God, make peace with yourself" (How You Live - Point of Grace)

Saya sering menyalahkan diri saya sendiri atas keadaan yang tak bisa saya ubah padahal ingin. Saya lebih sering lagi menyalahkan keadaan untuk hal yang tak bisa saya ubah karena keegoisan saya.

Saya bersyukur saya diingatkan terus-menerus akan berkat dan anugerah yang telah saya terima.

Salah satu ayat favorit saya adalah Daniel 3:17-18.

I really want to be like that and I'm trying my best to be like that.

Saya percaya Tuhan tidak akan pernah membiarkan saya dalam kesulitan, tapi kalaupun saya harus melewatinya, saya tidak ingin kehilangan pengharapan saya pada Tuhan.

Saya percaya salah satu wujud pengharapan adalah mengucap syukur. Dengan bersyukur kita mengingat bahwa yang baik sudah kita terima dan akan datang juga.

Selanjutnya, saya juga ingin berbagi bagaimana saya mengambil beberapa keputusan besar yang tentunya sangat berpengaruh dalam hidup saya.

Salah satunya adalah mengenai pekerjaan. Saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tetap sebelumnya sejak awal tahun ini. Alasannya, saya ingin menjadi diri saya yang lebih baik.

Saya merasa bahwa saya telah terjebak dalam sebuah zona nyaman sehingga saya perlu memacu diri dan mewujudkan impian yang selama ini saya kesampingkan.

Bukannya saya tak berbahagia dengan diri saya sebelumnya, saya hanya ingin memaksimalkan kebahagiaan yang saya punya.

Terkait dengan keputusan tersebut, saya pun mulai menjalani Cups and Stories bersama dengan teman saya.

Jujur, saya tak membayangkan sebelumnya bahwa kami akan menjalani "seserius" ini. Dan tentu saja hal itu bermakna positif :D

Saya bersyukur kami sama-sama belajar untuk menjadi lebih baik lagi dan terus belajar memberi yang terbaik bagi orang lain.

Kami mungkin belum bisa sepenuhnya memenuhi permintaan klien, tapi kami terus belajar dan sangat senang menerima segala masukan (iya ini ada promo terselubungnya).

Masih banyak lagi hal yang mempengaruhi hidup saya dengan efek positif maupun negatif.

Saya percaya, untuk naik ke level yang lebih tinggi ujiannya pun semakin berat.

I'm wide awake, karena saya tahu Tuhan selalu bersama dengan saya dan saya tak perlu menutup mata karena ingin lari dari kenyataan.

"Don't run from the truth cause you can't get away

Oh no...

Just face it and you'll be okay"


With much love,

Zelie

Post a Comment

1 Comments

  1. […] tentang bagaimana saya sering menyalahkan diri sendiri apabila tak bisa mengubah keadaan (Read here). Hal ini membawa saya ke dalam perenungan yang lebih jauh, menyadarkan saya kalau terkadang saya […]

    ReplyDelete