[Buku Jalan-jalan #7] Gadis Jeruk

lunes

Hai, semuanya!

Seperti biasa glek, saya terlambat post. Kali ini bahkan sampai setahun! >,<

Kalau biasanya saya terlambat post karena belum review padahal sudah baca, kali ini saya bahkan belum sempat baca. Maklum, keasyikan liburan. Bukunya dibawa tapi gak dibaca juga *dijitak Kak Ira

Kali ini, saya baca buku yang sedikit berbeda. Agak sulit dicerna gitu katanya, tapi saya sangat tertarik dengan sinopsisnya. Pas cek, eh ternyata Kak Ira punya buku ini. Langsung deh saya minta pinjam :D





Awalnya, gambar yang ada di Goodreads tuh kecil resolusinya. Saya sampai iseng mampir ke web penerbit buat dapat gambar yang lebih oke dan update di Goodreads juga. Iya, niat.

Sinopsis buku yang bikin saya penasaran ini adalah:

Aku mesti mengajukan pertanyaan serius kepadamu, Georg, dan itulah sebabnya aku menulis. Akan tetapi, agar mampu mengajukan pertanyaan ini, pertama-tama aku harus menyampaikan cerita sedih yang telah kujanjikan kepadamu tadi.



Aku sudah berniat untuk menceritakan kepadamu
kisah Gadis Jeruk suatu waktu nanti, semasa kau hidup.



Bagaimana perasaan Anda jika mendapat surat seperti di atas dari ayah Anda yang meninggal sebelas tahun yang lalu? Bingung, tentunya.



Itulah yang dialami Georg Røed pada usianya yang ke-15 tahun. Dia tak habis pikir mengapa ayahnya, di kala menjelang wafat, memutuskan untuk menuliskan kisah cintanya dengan seorang gadis misterius. Si Gadis Jeruk, demikian ayahnya menyebut gadis tersebut. Siapa sebenarnya si Gadis Jeruk itu? Dan mengapa pula ayahnya menanyakan kabar Teleskop Ruang Angkasa Hubble?



Sepanjang isi buku ini, bersama Georg, Anda akan diajak menjelajahi sebuah dunia yang di dalamnya kehidupan nyata dijalani seperti dalam dongeng. Dari sebuah kisah cinta, beralih ke perenungan tentang alam semesta, sampai pada pertanyaan filosofis tentang hidup, akhirnya mungkin Anda pun bisa menjawab pertanyaan ayah Georg: sebuah pertanyaan yang sangat penting bagi hidup kita.



Terus terang, saya mengharapkan sebuah cerita yang emosional dan bikin mewek. Bukannya saya masokis, tapi membaca review beberapa orang membuat saya berpikir seperti itu.

Well, well... Ya, ekspetasi memang sering menyesatkan.

Mungkin juga karena bahasanya yang sangat filosofis, kening saya berkerut selama membaca buku ini.

Jangan salah, saya tidak merasa buku ini jelek. Hanya saja, saya tidak bisa menikmatinya.

Saya merasa idenya sangat sederhana dan bisa disampaikan dengan sederhana pula. Saya jadi merasa ceritanya bertele-tele dan terkesan menggurui.

Saat membaca latar belakang penulis sebagai guru filsafat, saya reflek berucap, "Ya elah... pantes" :|

Karakter favorit saya di cerita ini adalah si Gadis Jeruk. Georg kadang lebay, apalagi ayahnya :|

Gadis Jeruk menurut saya memiliki tekad yang kuat, konsisten dan teliti. Termasuk saat dia sedang memilih jeruk dengan kualitas terbaik.

Ah ya, saya harus mengaku kalau ayah Georg memang ada-ada saja. Skenario yang dia punya tuh lengkap banget. Idenya absurd, padahal hanya tahu sepotong info XD

Adegan favorit saya adalah:

"Kita tidak berbagi masa lalu kita, Jan Olav. Pertanyaannya adalah apakah kita punya masa depan bersama"

...

"Berdua atau tidak berdua, itulah pertanyaannya."




[embed]https://www.youtube.com/watch?v=SixA0Y7AB8I[/embed]

Lagunya lawas, ya? :P

Saat membaca buku ini, saya tak bisa berhenti memikirkan lagu Untukku dari Chrisye ini. Cocok banget dengan bagaimana ayah Georg melakukan pengejaran untuk si Gadis Jeruk.

Walau ke ujung dunia

pasti akan ku nanti

Meski ke tujuh samudera

pasti ku kan menunggu

Karena ku yakin

kau hanya untukku


"Kamu datang untuk menemuiku. Dan hanya ada satu aku." - hal 159

Saya iri pada Gadis Jeruk. Semoga saja saya bisa menemukan laki-laki yang sangat sayang dan mau menunggu saya seperti ayah Georg :)

Nah, boleh banget kalau kalian mau baca review buku The Magician's Elephant dari Kak Ira. Sekalian lihat juga lagu yang disandingkan untuk buku itu, ya!

Sampai jumpa di Buku Jalan-jalan berikutnya!

Rate:



RATING2

Post a Comment

4 Comments

  1. waaah, aku malah suka sekali sama buku ini, tapi aku sudah lupa kenapa dulu aku suka *kena tendang* :D

    ReplyDelete
  2. Aku juga galau, sih. Gimana ya, rasanya kurang sreg aja. Dibilang bagus, iya bagus, cuma gak cocok sama aku dan harapanku, heheh

    ReplyDelete
  3. […] sudah menuliskan review saya tentang buku ini di sini. Silahkan dibaca, ya […]

    ReplyDelete