[Book Review] The Time Keeper



Title: The Time Keeper



Author: Mitch Albom



Publisher: Hyperion



Language: English



Genre: Adult; Christian Fiction



Rec. age to read: above 15 y.o



Source: Office's Library



Price: Rp 177.000 (OpenTrolley, 28 Oct. 2014)



In Mitch Albom's newest work of fiction, the inventor of the world's first clock is punished for trying to measure God's greatest gift. He is banished to a cave for centuries and forced to listen to the voices of all who come after him seeking more days, more years.

Eventually, with his soul nearly broken, Father Time is granted his freedom, along with a magical hourglass and a mission: a chance to redeem himself by teaching two earthly people the true meaning of time.

He returns to our world--now dominated by the hour-counting he so innocently began--and commences a journey with two unlikely partners: one a teenage girl who is about to give up on life, the other a wealthy old businessman who wants to live forever. To save himself, he must save them both. And stop the world to do so.


Setelah membaca First Phone Call from Heaven dan jatuh cinta luar biasa dengan tulisan Mitch Albom, saya mulai menyelidik buku lain dari beliau yang menarik untuk dibaca.

Tadinya saya ingin membaca Five People You Meet in Heaven, tapi akhirnya saya malah membaca buku ini terlebih dahulu. Kebetulan, lagi ada program pengisian perpustakaan di kantor, jadi saya kesampaian baca buku ini XD


Baru mulai membaca buku ini, saya sudah jatuh cinta. Saya jatuh cinta pada Dor, yang sangat cinta pada Alli. Saya pun ikut merasa hangat saat Dor dan Alli akhirnya menikah.

Dor felt a warm, calming feeling when he said those words—She is my wife—because ever since they were children she was like the sky to him, forever around. — page 16

Saya juga bisa merasakan pedihnya hati Dor saat akhirnya terkena 'kutukan' di mana dia tak menua dan terkurung di dalam gua.

Time.

It seemed to be running too fast for everyone but him. — page 57

Kemudian, saya juga berempati pada Sarah, yang sedang dalam puber, berusaha mendapatkan cinta dari Ethan, cowok populer yang menarik perhatiannya. Padahal, menurut saya, Sarah memiliki otak cerdas yang harusnya bisa membuatnya berpikir jernih.

Ah, masa remaja memang masa penuh gejolak dan membingungkan.

Sometimes, when you are not getting the love you want, giving makes you think you will. — page 112

Saya sedikit bersimpati dengan Victor, salah satu tokoh utama dalam cerita ini walau saya jengkel dengan keras kepala-nya. Ampun deh, dia punya Grace yang sayang banget sama dia, kenapa harus berpikir yang terlalu jauh dan arogan seperti itu sih? *sigh

Meski demikian, saya menikmati cerita yang disajikan. Saya ikut merasakan hancurnya hati Dor, Alli dan Grace (sorry, Victor!) sehingga cukup yakin akan memberikan buku ini 5* sampai akhirnya...

Saya dikecewakan dengan adegan-adegan akhir yang menurut saya kurang greget dan malah terkesan maksa.

Tapi saya sangat jatuh cinta dengan gaya bercerita Mitch dan juga pesan yang hendak disampaikan. Menurut saya, tersampaikan dengan sangat baik sekali, kok.

Ada alasannya Tuhan melarang Adam dan Hawa memakan buah pengetahuan, dan ini seolah menegaskan hal tersebut.

Karena pengetahuan, manusia mengenal 'waktu'. Karena mengerti keterbatasan waktu, maka manusia mulai merasakan ketidakpuasan. Mulai mencari cara untuk menambah waktu. Mulai merasa waktu tak cukup. Atau malah merasa waktu yang panjang hanyalah menyiksa.

Padahal, seharusnya kita hidup di kekinian. Bersyukur untuk setiap detik yang kita punya. Bukan menghitung seberapa yang masih kita punya. Atau menyesalkan yang sudah tak lagi ada.

"Ends are for yesterdays, not tomorrows." — page 195

Rate:



RATING4

Post a Comment

4 Comments

  1. […] lagu ini malah memang disebutkan dalam buku tersebut, The Time Keeper. Dituliskan juga di bagian keterangan buku. Judulnya, “The End of the […]

    ReplyDelete
  2. Aku pingin, pingin, pingin banget nerusin baca buku ini. Bacanya ga selesai karena bukunya keburu dibawa yang punya.

    Aku suka banget pesan-pesan moral di buku ini yang quotable. :D

    ReplyDelete
  3. Khas Mitch Albom deh, quotable. Dan iya, pesan moralnya oke banget XD

    ReplyDelete
  4. I see a lot of interesting articles here, i know writing articles is time consuming, but i know unlimited source of content for your website ,
    just search in google - rewriter creates an unique article in a minute

    ReplyDelete