Judul: Sweet Home
Penulis: Adeliany Azfar
Penerbit: Haru
Paperback, 360 halaman
Terbitan Oktober 2014
ISBN-13: 9786027742413
Bahasa: Indonesia
Genre: Romance, Teenlit
Rec. age to read: Above 15 y.o
Source: Buntelan dari Penerbit
Price: Rp 45.900 (OwlBookstore, 13 Okt. 2014)
Sinopsis:
Bagi Emily Cox, naik ke grade 11 sama dengan gejolak emosi yang tiada habisnya.
Matthew Cooper, pacar sekaligus temannya sejak kecil, memutuskan hubungan mereka. Sementara Marion-Mary-Scott, sahabat dan tetangga sebelah rumahnya, terpaksa pindah dari Sweet Home ke kota lain setelah ibunya menikah lagi.
Saat Emily menyangka kehidupannya tidak bisa lebih buruk dari itu, puluhan pesawat kertas berisi curahan hati rahasia yang ia terbangkan ke teras rumah sebelah, yang semestinya ditujukan kepada Mary, hilang tiba-tiba!
Lalu muncullah Tyler Adams, tetangga baru yang dengan seenaknya selalu merecokinya dan membuat hari-harinya semakin menyebalkan.
Apa sih sebenarnya tujuan cowok itu?
Saya rasa sinopsis buku tersebut sudah cukup mencerminkan isi cerita, jadi saya tidak akan membahas lebih lanjut lagi.
Setelah membaca People Like Us, saya menjadi harapan yang cukup tinggi untuk buku ini. Tentu saja karena keduanya sama-sama merupakan pemenang kontes menulis cerita roman dari Penerbit Haru.
Keduanya juga memiliki segmen yang sama, teen-lit. Tapi, jika People Like Us sedikit lebih serius, Sweet Home memiliki cerita yang lebih ringan dan sangat remaja.
Selama membaca cerita ini, secara otomatis saya membayangkan adegan dalam serial TV remaja a la Hollywood. Cewek populer yang menyebalkan, mantan yang gak bisa move-on, cowok cupu yang berusaha menjadi sahabat kita, dan seterusnya. Serasa sedang membaca novel terjemahan, adaptasi dari film.
Juga, terus terang saja... saya merasa masa remaja saya sudah terlalu lama berlalu saat membaca buku ini. *sigh
Saya gak suka dengan Tyler, yang sebenarnya adalah salah satu tokoh utama. Saya merasa dia menjengkelkan, terutama saat dia menyinggung soal hubungan Emily dengan Matthew di depan Gran. Terus, menurut saya sih, adalah aneh Gran masih gak paham juga. Itu terlalu explicit sih, cara Tyler menyinggungnya.
Saya malah tim pendukung Matthew dan merasa surat di akhir novel ini menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada menjelaskan yang sudah lewat.
Selalu dan selalu deh, saya masalah sama surat ._.
Tapi tetap saja, terlepas dengan ketidaknyamanan yang saya rasakan di atas, saya berhasil menyelesaikan buku ini dalam waktu 3 jam. Penulis berhasil membuat saya penasaran dengan kelanjutan ceritanya dan tidak merasa bosan.
Kejengkelan saya dengan sang tokoh malah menunjukkan kalau penulis berhasil memberi karakter dalam tokoh.
Semoga saja ada produser yang tertarik menjadikan novel ini film atau FTV. Daripada bosen dengan setting Jogja atau Bali XD
Rate:

4 Comments
namanya bule semua chei, emg setting tempat di mana?
ReplyDeleteDi amerika setting-nya, ziyy. Sama kayak people like us :D
ReplyDeletesorry. aku belum pernah baca People Like Us (dan novel2 Haru lainnya) ^^v
ReplyDelete[…] Sweet Home – Adeliany Azfar […]
ReplyDelete