
Judul: Dilan:Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: Mizan
Paperback, 332 halaman
Terbitan 2014
ISBN-13: 978-602-787-04-13
Language: Indonesian
Genre: Romance, Humor
Rec. age to read: Above 15 y.o
Price: Rp 50.150 (BukaBuku, 1 Okt. 2014)
Blurb:
"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja" (Dilan 1990)
"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." (Dilan 1990)
"Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli." (Milea 1990)
Terus terang, saya galau saat akan menulis review untuk buku ini. Bahkan, saat tamat baca, saya galau kasih rating di Goodreads. Selvi, teman saya, sampai bertanya mengapa saya memberi rating 3* padahal saya bilang saya jatuh cinta pada Dilan?
Jadilah saya merasa bertanggung jawab untuk memberi penjelasan karena jika tidak, sakitnya akan berkepanjangan dan susah move-on #bukancurhat #percayalah
Seperti yang sudah bisa ditebak, saya jatuh cinta pada Dilan. Setengah mati. Saya suka dengan cara Dilan memperlakukan Milea. Saya suka dengan gombalan Dilan. Saya suka cara Dilan menjaga Milea. Saya suka dengan hadiah-hadiah yang diberikan Dilan ke Milea.
SELAMAT ULANG TAHUN, MILEA.
INI HADIAH UNTUKMU, CUMA TTS.
TAPI SUDAH KUISI SEMUA.
AKU SAYANG KAMU
AKU TIDAK MAU KAMU PUSING
KARENA HARUS MENGISINYA.
DILAN!
*lalu snow white pun meleleh
Saya suka dengan gaya pacaran Milea dan Dilan. Bahkan saat mereka resmi pacaran, saya yang ikut bahagia. Seolah Dilan sedang nembak saya, bukannya Milea. Untung saya gak reflek jawab, "OH MY GOD, YES! DEFINITELY, YES!" *ngayalnya kejauhan *ditendang
Meski demikian, seiring saya membaca buku ini, saya mulai merasa bahwa baik Dilan maupun Milea itu too good to be true.
Dilan terlalu sempurna. Ayah tentara, Ibu guru. Tajir. Bandel, anggota geng motor, tapi masih jadi juara kelas. Jago gambar, jago bikin puisi, berbahasa baku. Tapi anehnya, sering sekali dia berbicara dengan bahasa gak baku.
Lalu Milea, banyak sekali lelaki selain Dilan di hidupnya. Bahkan saat bersama Dilan, sebenarnya dia sudah punya pacar. Walau beda kota dan dijelaskan pacarnya tidaklah sebaik Dilan.
Saya terus terang jadi jengkel membaca pemikiran Milea. Dia seolah sedang berkata bahwa lelaki lain itu jahat dan cuma Dilan yang sempurna. Lelaki lain tidak bisa mencintainya sebaik Dilan. Padahal, tiap orang punya cara berbeda dan saya rasa tidaklah salah berbeda cara dalam menunjukkan perhatian.
Saya pun sebal dengan Milea yang seolah berusaha menjelaskan ke saya bagaimana bagusnya Dilan. Saya sudah tahu, bahkan sebelum kamu mengucapkannya ke saya. Gak perlu dijelasin lagi. Biarkan saya mencintai Dilan apa adanya, seperti kamu mencintainya, Milea.
Judul buku ini adalah "Dia adalah Dilanku", dan itu bisa kita lihat dengan jelas dari isi bukunya. Dilan memang hanya akan ada untuk Milea. Dilan bisa semanis itu karena dia adalah Dilan-nya Milea.
Oleh karena itu, buku ini tidak disarankan untuk dibaca saat sedang patah hati. Nanti tambah hancur hatinya.
Tidak juga untuk yang sedang jatuh cinta. Nanti malah tersadar kisah cintanya biasa aja.
Dilan itu punya Milea. Saya, cukup dengan Peeta saja *ditabok
Ini yang seriusnya: Terima kasih Dilan dan Milea, kalian membuatku terus diingatkan bahwa cinta itu sederhana. Cinta juga tak harus diucapkan secara gamblang atau berbunga-bunga. Yang penting, jujur dan saling percaya.
Aku bukan mau bilang dia hebat, Mas Ato, dia mungkin tidak hebat, tapi meskipun begitu dia selalu bisa membuat aku senang meskipun dengan hal dan cara yang sederhana. - hal. 127
"...Dan,jangan rindu."
"Kenapa?" kutanya.
"Berat," jawab Dilan. "Kau gak akan kuat. Biar aku saja." - hal. 284
“Aku ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang aku sukai tanpa perlu kuberitahu, yang membuktikan kepadaku bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya.” -hal. 126
Rate:
10 Comments
Wah so sweet ada surat cintanya :">
ReplyDeleteBtw, jadi aku cuma dianggap teman olehmu, Chei, di saat aku menganggapmu lebih dari itu?
:ngakak
Btw, juvenile itu apa ya, Chei? Baru tau.
Ahahah gak surat cinta juga sih, sel. Surat tagihan gitu, ada bon-nya :|
ReplyDeleteKamu kan tetep temen aku, friendzone forever :3
Itu...aku salah taruh genre, hahaha. Juvenile tuh anak-anak XD
saya mulai tertarik sama dilan...
ReplyDeletetapi langsung ngakak setelah baca ini:
"Oleh karena itu, buku ini tidak disarankan untuk dibaca saat sedang patah hati. Nanti tambah hancur hatinya.
Tidak juga untuk yang sedang jatuh cinta. Nanti malah tersadar kisah cintanya biasa aja."
Ahaha, iyaa.. Dilan ini memang Dilan-nya Milea, jadi gak perlu iri sih XD
ReplyDelete[…] sudah mereview buku ini, kok. Sampai judulnya saja saya buat Jatuh Cinta Pada Dilan […]
ReplyDeleteAh! Buku ini masih nangkring di rak aku, bahkan plastiknya belum dibuka. Belum nemu mood pas aja buat bacanya. Chei udah pernah baca buku Pidi Baiq lainnya? Gaya tulisannya emang khas gitu ;)
ReplyDeleteSuatu hari aku liat buku Drunken Monster-nya cetakan terbaru, di sampulnya ada label "Untuk usia 120 tahun ke bawah", terus aku keliatan aneh nahan2 ketawa di toko buku sampe badannya geter2 gitu. Hahahah. Di buku cetakan lamanya labelnya "Tidak ada bonus". Ahahhaha.
Iyaa, buku ini udah sering banget aku liat reviewnya di goodreads dan aku penasaran jadinya. Pas akhirnya dapet dan baca, emang kocak sih XD
ReplyDeleteBelum pernah baca karya Pidi Baiq yang lain sih. Tapi kata temenku emang kocak banget, jadi penasaran juga. Kayaknya orangnya emang nyentrik ya XD
Kemaren pas gath sama Mizan, salah satu anak GRI sampai minta kaos Dilan yang dipake orang Mizan. Bener2 pada kepincut sama Dilan ya :)
ReplyDeleteMakasih ya Chei, udah ikutan meme FR :D
hahah, Dilan memang semanis itu sih, kak :')
ReplyDeleteSama-sama, kak :D
[…] Dilan – Pidi Baiq […]
ReplyDelete