The First Phone Call from Heaven

[caption id="" align="aligncenter" width="290"] cr: Goodreads[/caption]

Title: The First Phone Call from Heaven



Author: Mitch Albom



Publisher: Harper



Language: English



Genre: Adult; Christian Fiction



Rec. age to read: above 15 y.o



Price: Rp 168.000 (OpenTrolley)



Apa yang akan kau lakukan saat kau menerima telpon dari orang yang sudah tiada?


Pertama, saya rasa saya harus memberitahu bahwa saya merasa tidak mampu menceritakan kembali apa isi buku ini.

Jadi, saya hanya akan menceritakan apa yang saya rasakan sebelum, saat dan setelah membacanya.

Sebelum saya membaca buku ini, saya sedang tidak tertarik untuk membaca buku. Sepertinya sudah cukup sering saya berceloteh tentang itu. Dan, percayalah, kejenuhan saya kali ini adalah yang terparah daripada yang sebelumnya pernah saya alami.

Jika dulu bisa saya akali dengan membaca buku yang ringan seperti komik atau tabloid, untuk kali ini saya sama sekali tidak berminat.

Setelah nyaris dua bulan terjebak dalam kejenuhan, saya memutuskan untuk mencoba memberi kesempatan untuk buku ini.

Beberapa kali mendengar bahwa cerita Mitch Albom menyentuh, saya jadi ingin mencoba, walau semacam 'bunuh diri' mengingat sedang jenuh, malah memilih buku yang tergolong 'berat' dan 'suram'.

Saat saya membaca buku ini, saya trenyuh. Buku ini seolah mengingatkan saya bahwa setiap orang adalah unik. Setiap pribadi mempunyai masalah dan pemikirannya sendiri.

Tidak semua orang bergembira saat mendapatkan panggilan telpon dari surga. Tidak semua orang bersedih saat tidak lagi mendapatkannya. Tidak semua orang percaya, tidak semua orang ragu.

Apa pun yang mereka rasakan dan pikirkan adalah hal yang manusiawi. Meski demikian, walau meragu dan tak percaya, bukankah manusia memang menginginkan ada cara untuk bisa berhubungan kembali dengan mereka yang sudah di surga?

Secara jujur, saya merasa menemukan rekan-rekan seperjuangan selagi membaca buku ini.

Salah satu adegan yang saya suka dari buku ini sedikit aneh, tapi saya akan tetap share di sini:

photo

Setelah membaca, saya tidak bisa bohong kalau ada bagian dari ending yang sedikit mengganjal. Untuk mencegah spoiler, saya hanya bisa menyebut bahwa saya tak mengerti kenapa harus ada surat. Beberapa hal memang lebih baik tidak dijelaskan :P

Meski demikian, saya tetap tidak bisa melupakan sensasi yang diberikan selama membaca. Saya berhasil mengalahkan keengganan membaca buku berkat buku ini.

Berikut ini beberapa hal yang saya dapatkan setelah membaca buku ini:


  • Keyakinan bahwa saya memang masih sangat mencintai buku

  • Kesadaran bahwa tiap orang punya cara berbeda dalam mengatasi kehilangan

  • Mengakui kelemahan kita terkadang adalah cara agar kita bisa menjadi lebih kuat



Kita tak bisa memutar waktu atau menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Mereka sudah tinggal di dunia yang berbeda dengan kita, itu adalah satu hal yang saya selalu percaya.

Alih-alih mengharapkan yang sudah hilang untuk kembali, saatnya memaafkan diri sendiri dan merelakan. Saya pun masih terus belajar dan merasa harus terus belajar lebih giat setelah membaca buku ini. Therefore, I really thank Mitch Albom for writing this book.

Rate:



RATING5

Post a Comment

4 Comments

  1. Waaahhh... penasaran jadinyaaa...
    Kepengen baca Mitch Albom yg ini...
    My fave author...

    ReplyDelete
  2. Ayo dibacaaa..saya sih suka banget :)

    ReplyDelete
  3. […] Buku yang ingin saya baca kurang lebih setema dengan yang sebelumnya saya baca, The First Phone Call from Heaven. […]

    ReplyDelete
  4. […] membaca First Phone Call from Heaven dan jatuh cinta luar biasa dengan tulisan Mitch Albom, saya mulai menyelidik buku lain dari beliau […]

    ReplyDelete