[To Be the Happy Me] Face My Fear

Saya senang menulis sejak masih kecil. Berawal dari ikut-ikutan Kakak, saya jadi keranjingan menulis.

Dari buku tulis ke buku tulis yang lainnya, dari satu disket ke disket yang lain, saya terus menulis.

Satu-satunya novel yang saya selesaikan sudah terkena banjir bahkan sebelum saya selesai membuat soft copy. Sekarang idenya sudah lenyap sama sekali walau teman saya yang menjadi ide cerita tersebut beberapa kali meminta saya menulis ulang.

Awalnya saya berpikir bahwa itu akan mudah. Tinggal berusaha mengingat kembali, kan?

Tapi ternyata tidak segampang itu.

Saya yang sudah berkembang sedemikian rupa, tidak bisa lagi menulis dengan mengalir begitu saja. Tidak lagi seperti saat saya masih SD atau SMP. Banyak hal telah mempengaruhi saya.

Saya merasa gaya bercerita saya lemah. Karakter tokoh kurang kuat. Plot kurang greget.

Saya beberapa kali menyimak kultwit dari penulis, diskusi dan semacamnya. Saya pun sudah berusaha memacu diri saya agar bisa terus berkarya. Termasuk ikutan lomba dan berpartisipasi dalam pembuatan kumcer komunitas Serapium.

Meski demikian, secara jujur saya masih tidak puas dan makin meragukan kemampuan saya. Apa benar saya bisa menulis?

Semakin banyak yang saya tahu tentang dunia menulis, semakin saya ragu bahwa saya benar memiliki kemampuan di bidang ini.

Bagaimana rasanya memiliki keyakinan sangat besar akan tujuan dan kesenanganmu untuk kemudian tersadar bahwa kamu sama sekali tidak punya kemampuan untuk itu?

Anggaplah saya sedang melankolis. Tapi jujur, ketakutan itu ada.

Semakin saya menginginkan sesuatu, semakin saya takut akan terluka saat akhirnya gagal.

Saya tidak siap sakit hati lagi karena tidak yakin punya kemampuan untuk bangkit lagi.

Meski demikian, saya perlahan tersadarkan kembali bahwa inilah mimpi saya.

Sekali pun sulit, saya ingin menulis. Walau karya saya tidak mengubah hidup orang banyak, setidaknya mengubah hidup saya. Meski tulisan saya berakhir dicerca orang, saya sudah melakukan sesuatu sesuai impian saya.

Saya masih takut gagal. Tapi saya memilih untuk terus berusaha.

Post a Comment

2 Comments

  1. Jangan takut Cheiii... ayo semangat nulis lagi. Kan ada grup bbi writing yg bisa juga kasih semangat tambahan buat menulis :)

    ReplyDelete
  2. Iya nih, kak.. Bersama kita bisa *halah. Semoga kita semua jadi semakin baik lagi *pasang iket kepala

    ReplyDelete