[Ngobrol Seru] Comfort Zone

ngobs

Three gossips | Vector by Bazaar Designs | Edited


 Huft.

Curang.

Mereka sudah sibuk merangkai kata sementara saya masih bikin button. *melengos

Buat kalian yang bingung kenapa saya mendadak ngomong gitu, saya akan memberikan sedikit penjelasan. Saya percaya bahwa melanjutkan sesuatu tanpa kejelasan adalah hal yang sangat menyakitkan. #BukanCurhat #Percayalah

Tadi malam Mput (@Kopilovie) mengingatkan bahwa kami adalah tiga wanita yang sama-sama mengejar cinta yang hilang senang menulis dan ngobrolin random things, kenapa gak disalurkan menjadi sebuah tulisan di blog?

Jarang banget Mput punya ide yang cemerlang dan bermanfaat seperti ini *peluk Mput baik-baik

Untuk edisi perdana, Kak Noy (@dinoycute @dinoynovita) mengusulkan tema comfort zone. Dari semalam pun dia sudah selesai bikin ceritanya. Terus nanya, apa mau pake button? Saya berbaik hati menawarkan diri buat bantu bikin. Mput pun demikian. Tapi keduanya ditolak oleh Kak Noy. Dasar editor bawel *lari sebelum dibekep sama Kak Noy

Akhirnya saya coba cari lagi deh, yang kira-kira OK. Nah, saat saya sudah selesai bikin button, mereka berdua udah selesai bikin tulisannya. Kan gak adil! :(

Phew~

Daripada drama terus-terusan, mendingan kita langsung bahas comfort zone saya.

Tadi malam, sebenarnya Kak Noy sudah membuat semacam 'pemanasan'. Jadi kita diajak share dulu lewat chat, tentang comfort zone kita.

Saya langsung menjawab, saya selalu merasa nyaman saat saya sendirian.

Well, sebagai seorang melancholic-sanguine, saya tidak bisa memungkiri kalau saya tetap saja suka berinteraksi dengan orang lain. Tapi, rasanya jauh lebih nyaman saat saya bisa punya space sendiri.

Sewaktu saya dalam masa rehat, saya senang menghabiskan sekitar dua jam di sebuah kedai kopi dekat tempat saya les biola. Entah apa yang membuat saya betah di sana. Saya hanya ingat bahwa saya memulai kebiasaan tersebut lewat sebuah keinginan sederhana. Ingin mencoba hal baru saat menulis.

Jadilah saya memboyong laptop saya saat mau les. Pertama sih berasa ribet karena saya harus jinjing dua tas, ngambil donat, bayar, pilih tempat duduk, dan semacamnya. Tapi kemudian rasanya biasa saja, malah saya selalu ingin kembali lagi dan lagi.

Saya biasanya mengetik sambil mendengarkan musik. Saya merasa lebih fokus karena saat itu perhatian saya hanya kepada tulisan saya.

Gak bakal tergoda buat baca buku dulu atau nonton TV atau bahkan tidur-tiduran saja sambil ngegalau main game (fyi, saat itu saya sedang keranjingan main Avenger dan Hobbit. Iya, penting).

Kalau saya butuh semacam informasi tambahan, saya bisa menggunakan fasilitas wi-fi yang ada. Tapi seringnya sih saya tidak gunakan wi-fi agar cuma fokus menulis.

Hanya dua jam, sekali dalam seminggu, tapi selalu berhasil memperbaiki mood saya.

Tempat favorit kedua saya adalah Cimory Riverside di Puncak. Pertama, suka pemandangan di sana. Kedua, udara di sana masih bersih. Ketiga, Chocomory dan Milk Pao selalu membuat saya ingin kembali dan kembali lagi.

Saya biasanya ke sana sambil silaturahmi. Setiap kali ke Puncak, saya seolah diingatkan lagi dan lagi, bahwa saya adalah gadis yang sangat beruntung.

Selain itu, saya juga suka Central Park. Di luar kekesalan saya karena sinyal yang sulit di mal tersebut, saya senang sekali mengajak teman-teman saya ketemuan di sana.

Alasan paling utama sih karena itu lumayan dekat dengan rumah saya tapi tidak terlalu jauh juga untuk teman saya yang tinggal di Jakarta Timur. Daripada saya suruh ke Puri Indah Mall, atau bahkan Daan Mogot? XD

CP juga gak sepadat Taman Anggrek, banyak pilihan tempat makan, terus saya emang salah satu penggemar Blitz Megaplex garis keras sih.

Jadilah, saya merasa perlu menetapkan Blitz Megaplex sebagai comfort zone saya juga. Saya senang dengan harganya yang bersahabat dan cenderung merata. Pilihan film lebih variatif, cocok untuk saya yang senang menonton apa saja asal dibayarin sinopsisnya menarik.

Saya juga senang duduk di taman pada pagi hari sambil mendengarkan musik. Menikmati udara pagi sambil memperhatikan orang yang lalu-lalang. Saya memang senang memperhatikan orang dan kemudian membuat skenario tertentu dalam otak saya XD

Ya, saya memang sering punya random thougts yang kadang malah tidak berkaitan dengan apa yang saya lihat. Ralat, sedikit berkaitan tapi akan membuat orang mengeryitkan kening saat saya menjelaskan korelasinya.

Itulah sebabnya saya senang menghabiskan waktu sendirian. Saya menikmati segala pemikiran yang muncul saat sendiri. Tidak ada intervensi, drama hanya milik saya seorang, saya menjadi seutuhnya diri saya tanpa perlu 'toleransi' dengan orang lain.

Nah, sehubungan dengan 'keegoisan' saya tersebut, saya paling senang membaca buku saat saya sendirian. Saya akan duduk di meja depan TV (tentu saja TV dimatikan, kalau tidak saya mungkin lebih seru nonton TV), memegang buku yang saya baca. Sementara di atas meja juga sudah saya sediakan buku kecil untuk mencatat, segelas air putih/green tea dan dark chocolate bila ada.

Kalau sedang malas, saya akan membaca buku sambil bersandar di tembok kamar saya. Sekarang saya sudah tidak terbiasa untuk membaca buku sambil tiduran, kecuali e-book. Jadilah saya pun harus menyiapkan tempat tidur saya senyaman mungkin, sebelum duduk membaca buku.

Bagaimana pun posisinya, saya paling sebal kalau diganggu saat sedang membaca buku. Jadi, jangan dicoba, ya. Walau sangat kecil kemungkinan kalian menemukan saya membaca buku di tempat umum, kecuali saya sedang sendirian.

Di luar 'keegoisan' saya, saya tetaplah seorang sanguine yang senang berkomunitas. Senang berada di tengah teman yang menyenangkan. Saat bertemu dengan teman, saya seolah meninggalkan 'keakuan' saya.

Bersama dengan teman baik, saya lupa bahwa saya senang sendiri. Lupa bahwa saya benci kebisingan. Lupa bahwa saya mumet melihat kepadatan orang.

Good book, good music, good food, good friend. They are my comfort zone.

Kalau kalian, apa, di mana atau siapa yang menjadi comfort zone kalian? :)

Mampir juga ke postingan Kak Noy @ DinoyCute dan Mput @ Kopilovie Official, ya :P

Cheers!

:D

Post a Comment

2 Comments

  1. […] Postingan Chei bisa dibaca di sini Postingan Kak Dinoy bisa dibaca di […]

    ReplyDelete
  2. what about good love, eh??
    btw aku nangiss ah diomeli di awal! hiksss... :"(

    ReplyDelete