Book Review - I'mPossible by Orinthia Lee

[caption id="" align="aligncenter" width="191"] I'mPossible - cr: Goodreads[/caption]

Judul: I'mpossible


Penulis: Orinthia Lee


Editor: Ara Philomina


Desainer Cover: Agoes


Layouter: Febri


Pracetak: Endang


Penerbit: PING!!!


Cetakan pertama, Oktober 2013


Tebal: 196 hal.


ISBN: 978-6022-790167


Jadi ceritanya buku ini saya beli karena saya merasa bersalah kalau harus meninggalkan toko buku tanpa membeli satu buku pun. Okay, itu alesan aja, sih.


Alasan pertama saya tertarik mengambil buku ini adalah karena familiar sama nama pengarangnya. Tapi, jujur saja, saya sering kebingungan membedakan Orizuka dan Orinthia. Iya, agak konyol, tapi serius, ini bener. Dan saya belum pernah membaca buku keduanya. Ini buku pertama yang saya baca dari Orinthia.


Saat membaca tulisan "Teenlit Loverz" di buku ini, saya sempat meragu akan suka. Entah kenapa, beberapa novel Teenlit yang saya baca ulang terasa hambar dan enggak masuk akal, padahal waktu remaja saya sangat suka. Jadi, saya mulai agak pesimis dengan buku dari kategori Teenlit.


Namun, saya kembali teringat dengan niatan saya untuk memberi setiap buku 'kesempatan'. Dan, saya tidak menyesal karena memberi buku ini kesempatan. Buku ini sukses menghibur saya, sangat ringan dan habis saya baca dalam waktu satu jam saja.


Oh ya, saya hampir lupa menjelaskan isi cerita buku ini.


Awal-awal membaca buku ini, saya sempat berpikir bahwa alur ceritanya mudah tertebak. Kenapa?


Karena cerita dimulai dengan adegan aku (Fairy Hartakusuma alias Fay, tokoh utama) yang sedang mengomel ke Tania, si culun yang bersekolah di sebuah sekolah swasta karena beasiswa.


Dalam hati, saya berpikir, yah, nanti berdua jadi temen nih karena ternyata si miskin yang bisa nerima si kaya apa adanya.


Dan saat Bokap Fay masuk rumah sakit, yah..udah nih, masuk rumah sakit karena serangan jantung deh, terus serangan jantungnya karena bangkrut. Mudah ditebak, atau memang saya saja yang kebanyakan nonton sinetron? Hehehe..


Keadaan Fay diperburuk dengan kenyataan bahwa Mama Fay memutuskan meninggalkan rumah dengan membawa dua adik Fay, Elva dan Alvar. Rumah Fay disita, semua pembantu diberhentikan. Untunglah Nenek Fay (belakangan baru ngerti kalau Nenek ini adalah mama dari bokapnya Fay) bersedia mengurus Fay dan bokapnya. Pak Adi, sang sopir, juga bersedia tetap dipekerjakan walau dikurangi gajinya.


Nah, ngomongin soal Mama Fay yang kabur, saya juga sedikit bingung karena dibilang Mama-nya tidak bisa hidup susah. Lalu, kenapa bawa dua anaknya saat 'pelarian'? Lah, urus diri sendiri aja udah mahal, mau bawa dua anak, enggak tambah abis duitnya? Uhm, anggep aja saya yang terlalu sadis ._.


Sedangkan untuk Fay, yah, sedikit mirip Mama-nya, dia tidak mau terlihat/ketahuan susah. Jadi, dia pun tergerak untuk mencari penghasilan sendiri. Dia harus melakukan sesuatu agar bisa tetap bertahan di sekolahnya, SMU Cahaya Harapan, yang berisi teman-teman terbaiknya sekaligus pacar kesayangannya, Adrian.


Tadinya saya berpikir kalau Adrian bakal ninggalin Fay karena enggak sudi pacaran sama cewek 'susah'. Eh, ternyata enggak. Saya pikir Fay lebih nyaman cerita ke tiga sahabatnya, Linda, Felisha dan Anindya karena sepertinya mereka akrab dan bisa saling mendukung satu sama lain.


Enggak heran sih kalau Adrian disebut sebagai pacar kesayangan oleh Fay. Dia support Fay banget dalam usahanya. Cuma,sama seperti Fay, saya heran kenap Adrian kayaknya enggak suka pas liat Edmund, sang ketua kelas yang jarang banget ngomong itu, ngobrol sama Fay? Padahal cuma sesekali, lho! Heran, cemburuan banget.. #emosi


Sejak saat itu, saya jadi enggak suka sama Adrian. Iya, anggep aja personal opinion. Tapi, saya enggak suka sama cowok yang begitu. Yah, walau dia emang baik banget sih sama Fay. Tetep aja enggak suka. #ditabok


Saya juga bukan 'tim Edmund' karena kayaknya sedikit yang bisa diketahui tentang cowok ini. Hanya saja,ada satu adegan yang menjelaskan tentang bibir Edmund yang bikin saya jadi pengen tahu siapa sih yang jadi inspirasi sang penulis untuk tokoh Edmund #uhuk


Oh ya, kalau sebelumnya saya bilang kalau ceritanya mudah ditebak, ternyata saya salah. Saya suka dengan keberanian Orin untuk bikin sang tokoh utama keluar dari 'zona nyaman'. Enggak kayak teenlit lain yang kebanyakan terlalu membuai pembaca. Yah, mungkin saya terlalu sinis sama teenlit lain, tapi ini bener lho! Coba deh, baca ini buat pembanding, setidaknya ada sesuatu yang bisa dipetik, selain cuma "ketemu-cowok-ganteng-yang-nyebelin-terus-musuhan-eh-akhirnya-jatuh-cinta".


Nah, saya juga masih punya komentar untuk cover buku ini, yang menurut saya terlalu 'biasa'. Kayak hambar. Kutipan di sampul buku sih oke,




"Jalanilah hidup ini seperti setangkai bunga matahari yang selalu menatap ke langit, menatap cahaya tanpa berkedip."



Hanya saja, saya mendapat kesan yang kurang ceria. Again, terlalu biasa.


Terus terang saja, kalau saya tidak pernah mendengar nama Orinthia Lee sebelumnya, saya tidak akan tertarik membeli buku ini. Di cover belakang, hanya tertulis biodata penulis dan komentar dari pembaca/endorser. Uh, sorry, saya masih kurang ngerti untuk istilah beginian.


Biasanya, kalau melihat buku seperti ini, saya tidak akan tertarik membeli. Kayak beli kucing dalam karung. Kayak, "Ini buku tentang apa, sih?"


Tadinya sempet kasih bintang empat, tapi setelah lihat-lihat cover, jadi mikir, "Yah, sayang banget ya, coba aja.."


Well, still, aku merasa buku ini sangat menarik untuk dibaca dan suka banget sama gaya bercerita penulis. Enggak heran kalau akhirnya terpilih sebagai salah satu dari penulis Metropop untuk Gramedia Writing Project 2013.


Hal lain yang saya suka adalah karena di buku ini, saya bisa ikut merasakan apa yang dialami oleh tiap tokoh. Sebagai penggemar novel karya Mira W. yang juga selalu mengedepankan tokoh utama wanita yang kuat, Fay juga digambarkan sebagai cewek yang kuat, bersemangat dan enggak menye-menye. Suka!


Ditunggu karya selanjutnya, dan..jadi penasaran pengen baca karya Orinthia Lee sebelum ini, "Why Always Me?"


Lots of Love, ♥ ZP ♥


Rate: ♥ ♥ ♥

Post a Comment

15 Comments

  1. jadi penasaran sama bukunya Orinthia Lee, salah satu member BBI juga :)

    ReplyDelete
  2. Iya, member BBI nih, tungguin yang baru juga aja, kalau gak salah denger bisikan sih bakal ada metropop-nya nih ;)

    ReplyDelete
  3. Makasih ya reviewnya, say... :"> jadi makin semangat buat nulis deh.
    Jujur aja aku dah lupa aku nulis apa soal bibirnya Edmund......... dan mikirin siapa wkt itu =)) #digaplok
    Kalau soal mamanya Fay sih ceritanya dia 'memulangkan diri ke rumah orangtuanya' gitu... #salahkamugajelasnulisnya
    Pokoknya makasih :"> dan jangan ragu buat baca "Why Always Me?" *promosi*

    ReplyDelete
  4. Sama2, makasih udah bikin novel teenlit yg menghibur, Orin #peyuk
    Bibirnya tuh..duh, gimana ya? *blushing #heh
    Iyaa, nanti akan kubaca, makasih ya udah mampir :D

    ReplyDelete
  5. Setelah baca reviewnya jadi penasaran :D Apalagi tema yang diangkat walau umum tetep bisa diramu dengan menarik :)

    ReplyDelete
  6. Orin keren... buku keduanya rilis gak lama berselang dari buku pertamanya. Aku penasaran pengen baca semuanya...

    ReplyDelete
  7. Iya, tema yang diangkat sedikit 'biasa' tapi cara penyajiannya menarik, kok.
    Cocok buat dibaca pas senggang ^^

    ReplyDelete
  8. Iya, Orin emang sangat cepat progressnya. Jadi ngiri, hiks..

    ReplyDelete
  9. wkwk >.< aku suka bahasa tulisan (?) mbak :D
    syemangatt terus buat reviewnya :D

    ReplyDelete
  10. Sangat suka sama buku ini, walaupun cerita lumayan sama dengan cerita kebanyakan, tapi ternyata nggak demikian...

    ReplyDelete
  11. ratenya sama dengan saya :D
    dan saya juga bingung kenapa belakang bukunya cuma dipake buat biodata penulis dan kutipan dari penulis lain. gak ada sinopsisnya gitu.

    ReplyDelete
  12. Jadi nama Fay itu Fairy? #barutahu Keren banget namanya >.<

    ReplyDelete
  13. Iya, emang agak aneh. Seperti yang saya bilang, kalau enggak kenal sih, mungkin gak tertarik beli deh x)

    ReplyDelete
  14. Hahhah, iyaa keren ya namanya..
    Keren Orin kasih nama :P

    ReplyDelete