Hehe, agak aneh ya, saya udah skip 3 hari tapi masih pake tema untuk hari kedelapan. Habis, rasanya sayang aja kehilangan topik biar cuma tiga. Lagipula, ini kan semacam goal untuk diri saya sendiri. Bolehlah ya.. *nyari alesan banget*
As an old-fashioned girl, saya memang sering kurang update dalam hal tontonan, tempat nongkrong, atau apapun itu.
Oleh karena itu, harap jangan protes karena saya baru menuliskan pendapat saya tentang Pacific Rim.
Iya, saya tahu film tersebut sudah cukup lama rilis di bioskop. Masih untung saya sempat menonton di bioskop.
Dan, saya cukup puas karena bisa menyaksikan film ini di IMAX Gandaria City.
Berhubung ini pengalaman pertama saya nonton di IMAX (again, jangan protes!), saya cenderung picky untuk memilih apa yang akan saya tonton di IMAX. Awalnya sedikit ragu memilih Pacific Rim karena pendapat yang cenderung tidak seragam di antara orang yang pernah nonton. Ada yang bilang bagus, tapi enggak sedikit juga yang bilang jelek. Bikin bingung aja.
Tapi, ada untungnya juga sih karena komentar yang tidak seragam itu. Saya jadi punya ekspetasi yang sedikit rendah untuk film ini.
Hasilnya, saya terkagum-kagum selama menonton film ini.
Film ini bercerita tentang usaha untuk menyelamatkan bumi dari ancaman para Kaiju, monster yang menyerang secara berkala sehingga membuat dunia bersatu dan melaksanakan proyek Jaeger, semacam robot raksasa yang dikendalikan oleh dua pilot yang terkoneksi.
Menjadi pilot Jaeger adalah suatu tugas yang berat karena mereka harus memiliki kemampuan fisik yang baik, selain mereka juga harus berbagi pikiran -literally- dengan co-pilot.
Kebanyakan dari pilot Jaeger memiliki hubungan darah, entah itu kakak-adik atau ayah-anak. Contohnya saja, Raleigh - Yancy Becket. Mereka bersama bertempur melawan Kaiju yang datang menyerang. Sayangnya, Kaiju yang datang kali ini memiliki kemampuan di luar perkiraan mereka. Raleigh harus menyaksikan Yancy direnggut begitu saja oleh Kaiju.
Pada akhirnya Kaiju berhasil dikalahkan, tapi memori Yancy masih tinggal di dalam otak Raleigh karena mereka masih terkoneksi saat Kaiju menarik Yancy.
Bertahun-tahun kemudian, Kaiju menjadi semakin kuat sehingga Jaeger dianggap tidak lagi bermanfaat sehingga tidak ada lagi sokongan dana. Tapi, proyek terus berlanjut. Keberadaan Kaiju adalah ancaman, bila dibiarkan, ada kemungkinan bahwa dunia tinggal menghitung hari untuk kiamat.
Nah, saatnya saya untuk berhenti bercerita. Kalau dilanjutin terus, mungkin enggak akan abis-abis dan ngeri jadi spoiler.
Walau pun, sebenernya saya suka banget kalau dapet spoiler. Aneh, ya? Kayaknya saya pernah bahas ini sebelumnya, tapi lupa dimana.
Langsung aja saya bahas kenapa saya suka dengan film ini. Saya suka dengan kekuatan hubungan yang dirasakan antar tokoh. Saya selalu tersentuh dengan moment di saat ayah harus berpisah dengan anaknya. Dan di film ini ada dua kali adegan seperti itu. Ugh..
Saya senang saat sebuah film bisa membuat kita belajar sesuatu. Contoh, supaya kita lebih menghargai setiap waktu yang ada untuk bersama dengan orang yang kita sayang. Kita enggak pernah tahu, berapa lama waktu yang kita miliki bersama dia, kan? Sekali pun kita akhirnya tau kapan dia harus pergi, apakah kita sudah siap kehilangan?
Entahlah, menonton film ini membuat saya banyak berpikir sekaligus terpesona.
Terpesona dengan kegigihan orang yang mau berkorban demi kepentingan bersama. Terpesona dengan kemampuan dari para film creator yang bisa menghasilkan gambar yang memukau.
Kalau Hobbit memanjakan mata saya dengan pemandangan dan lagu yang indah, film ini memanjakan saya dengan teknologi dan alat yang mencengangkan.
Oh ya, adik saya sih sedikit terganggu dengan suara yang terlalu 'bising' tapi saya malah lebih senang karena serasa benar-benar melihat kejadian tersebut. Menjadi bagian dari film tersebut. #ngarep #abaikan
Satu hal lain yang saya pelajari saat saya menonton Pacific Rim adalah masa lalu adalah satu hal yang tidak bisa kita ubah dan akan selalu ada, yang perlu kita lakukan adalah tidak terlarut dalam memori dan berfokus pada masa sekarang.
Cheers!
:D
0 Comments