Judul: Satu Hari Berani
Penulis: Sitta Karina
Desain dan ilustasi cover: Niken Ayumurti Hartomo
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 979-22-3528-9
Tebal: 184 hal.
Cetakan kedua, Maret 2008
Saat melihat buku ini di tumpukan buku yang diobral, saya langsung tertarik untuk membeli. Nama Sitta Karina termasuk sering saya dengar sebagai penulis yang tulisannya layak dibaca. Saya rasa, membaca kumpulan cerpen dari beliau sepertinya ide yang cukup bagus untuk perkenalan. Bukunya pun cukup tipis, rasanya akan saya selesaikan dalam waktu cepat.
Sejujurnya,saya tidak suka dengan gambar sampulnya. Apalagi saat membaca di bagian komentar untuk buku, Sitta mengajak kita untuk 'think globally, act locally'. Sampulnya terlalu 'bule', menurut saya. Dan saat saya melihat ada label 'Teenlit' di sampul, saya menjadi sedikit pesimis. Apa buku ini benar akan memukau saya?
Nyatanya, seperti yang disebut sebelumnya, adalah benar kalau Sitta bisa membuat saya yakin bahwa menerima pengaruh dari luar itu tidaklah buruk, tapi tidak perlu melupakan kearifan lokal yang sudah menjadi budaya kita. Suatu hal yang saya rasa menarik dan jadi kekuatan tersendiri buat tulisannya.
Buku ini terdiri dari 18 cerpen pendek yang pernah dimuat di majalah, tentunya ditulis oleh Sitta. Pikiran yang pertama terlintas di benak saya adalah, remaja di Indonesia wajib membaca tulisan-tulisan Sitta. Tulisannya ringan, 'membumi' tapi tetap 'eksis'.
Tidak ada cerpen yang benar-benar memukau saya di dalam buku ini. Ya, saya memang berkata bahwa saya kagum dengan kekuatan Sitta dalam menanamkan karakteristik ke-Indonesia-an. But, that's it. Sitta tidak berhasil membuat saya merasakan sensasi aneh dalam tubuh atau ingin berteriak, "Astaga, ini keren banget!"
Tapi, saya punya karakter favorit di cerpen 'La Diva'. Saya kesengsem sama Damar! :D Rasanya menyenangkan kalau punya seseorang yang sayang banget dan perhatian sama kita, seperti Damar itu. Too good to be true, tapi tetap saja saya rasa itu sangat manis untuk dibayangkan.
Mungkin, karena sasaran pembacanya adalah remaja, maka ceritanya pun dibuat sesederhana mungkin. Secara ini juga kumpulan cerpen, ya pastinya tiap cerita juga singkat. Hanya saja, saya merasa kalau Sitta bisa 'lebih' dari ini, walau saya memang belum pernah membaca buku dia yang lainnya.
Still, as I mentioned before, it would be great if teenager read it. Supaya mereka mengerti bahwa hidup bukan hanya sekedar soal cinta dengan lawan jenis. Furthermore, kisah cinta itu bukan sekedar kisah menye-menye! *jadi emosi #abaikan
Saya tidak akan ragu untuk membeli atau membaca buku Sitta yang lainnya karena saya percaya bahwa dia adalah penulis yang berbakat dan berwawasan luas. Akan menarik untuk mencoba melihat karyanya yang lain.
Lots of Love, ♥ ZP ♥
Rate: ♥ ♥ ♥
6 Comments
sama sekali belum pernah baca tulisan Sitta Karina
ReplyDeleteCoba deh,kak. Dari tulisannya sih keliatan klo dia smart. Cuma not entertain enough yang ini :D
ReplyDeleteSering denger sih nama Sitta Karina ini, udah lumayan banyak juga buku yang ditulisnya, banyak juga orang yang suka sama tulisannya. Tapi belum pernah baca.
ReplyDeleteYang kata 'think globally, act locally' itu jadi mengingatkan ke Duta Bahasa sih :D
Kadang penulis itu memang harus siap dikasih saran dan kritik ya sama reviewer, aku pikir Mbak SItta harusnya bisa lebih dari ini :))
ReplyDeleteAhaha, aku bisa ngeliat sih dari tulisannya dia kalau dia emang bagus, tapi.. masih nanggung yang di buku ini.
ReplyDeleteMungkin karena cuma kumcer ya. Udah lama pula, kayak dari majalah2 gitu :)
Aku baru tahu ini kumcer ._.
ReplyDelete