Book Review: Paper Romance - Lia Indra Adriana


Judul: Paper Romance


Penulis: Lia Indra Adriana


Penyunting: Tia Widiana


Desain Cover & Illustrator Isi: Bambang 'Bambi' Gunawan


Penerbit: Penerbit Haru


Tebal: 376 hal.


Cetakan pertama, April 2013.


Kesan pertama saat melihat buku ini adalah: Manisnya~ (diucapkan dengan nada yang semanja mungkin, kepala dimiringkan sedikit, mata berbinar jenaka)


Cover yang menarik, unik karena di pojok kanan atasnya ada sedikit potongan (entah apa istilah resminya XD) yang entah kenapa malah membuat saya merasa buku ini semakin menarik.

Saya yakin kalau kebanyakan orang memilih buku karena covernya yang menarik. Nah, Paper Romance berhasil mencuri perhatian saya dari pertama kali saya melihatnya. Jadi, mari acungkan jempol untuk designer cover :p

Ilustrasi yang tersaji di dalam novel pun menggoda. Bikin kita semakin terbawa dalam 'asam-manis' hubungan yang terjalin dalam cerita.

Nah, sekarang kita akan membahas soal cerita yang ditawarkan dalam buku ini.

Dari judulnya saja, mudah tertebak ya, apa genre-nya. Yak, romance.

Bercerita tentang Eli, seorang gadis polos dan punya tingkat toleransi yang tinggi (baca: lemah) dengan kehidupan yang awalnya biasa saja. Karena kesalahannya sendiri (yang bahkan dia tidak mengerti kenapa itu bisa dianggap kesalahan fatal), Eli jadi terjebak dalam rentetan peristiwa yang membuat hidupnya berubah, pelan namun pasti.

Kev Mirrow, penulis best-seller yang entah mengapa bisa menjadi bos Eli, adalah orang yang paling berperan dalam perubahan di hidup Eli. Siapa yang sangka kalau Kev yang katanya dicintai oleh banyak wanita, ternyata super menyebalkan? Bahkan Tiffany, teman baik Eli, adalah salah satu penggemar Kev.

Entah angin apa yang membuat Kev memutuskan untuk menjadikan Eli sebagai assistant. Eli bertugas untuk membantu Kev dalam mengetik cerita karena sang penulis mengalami cedera tangan. Tapi, anehnya, tugas Eli tidak berhenti sekalipun cedera Kev telah sembuh.

Malah, tugas Eli semakin bertambah karena kecelakaan yang dialami Kev. Dia harus menjalani peran baru yang sekali pun awalnya tidak terdengar menyenangkan, tetap saja harus dia jalani. Eli memang tidak punya kemampuan untuk membela diri sendiri atau membantah orang lain.

Untunglah ada Hadri, teman baik sekaligus manager Kev. Dia membantu Eli untuk menghadapi sifat Kev yang keras kepala dan sulit dibantah. Muncul juga Nathan, bule dengan kemampuan bahasa Indonesia yang pas-pasan tapi selalu berhasil membuat Eli tersenyum. Dia juga yang membantu Eli menjadi gadis yang lebih kuat dan berani.

Kisah pun bergulir dengan santai dan, seperti yang saya sebut sebelumnya, manis. Keluguan Eli dan sifat Kev yang keras menjadi intrik yang menyenangkan untuk dibaca. Belum lagi persahabatan yang kocak antara Kev dan Hadri.

Peran serta Nathan dan Tiffany juga tidak bisa disampingkan. Dan, bersiaplah untuk kemunculan satu tokoh lagi yang menyebut dirinya adalah sumber inspirasi dari penulisan novel yang dikerjakan oleh Kev. Apakah benar? Silahkan dibaca sendiri yaa :P

Kita dibawa untuk hanyut dalam cerita cinta yang sepertinya sederhana, biasa saja, tapi.. Wow, siapa yang sangka kalau ternyata penulis merencakan kejutan-kejutan manis di akhir cerita? Di bagian awal, saya merasa bahwa buku ini "seperti buku pada umumnya", tapi ternyata.. penulisnya berhasil membuat saya tidak menduga apa yang terjadi selanjutnya.

Mengambil sudut pandang ketiga sebagai orang yang serba tahu, Lia Indra Adriana berhasil membuat kita mengerti dengan baik, apa yang dirasakan oleh tiap tokoh. Semua diceritakan secara gamblang dan sederhana.

Saya rasa, tidak akan ada kerutan di kening karena bingung apa yang sedang terjadi saat membaca buku ini. Yang mungkin akan terjadi adalah senyum yang mengembang, mulut yang menganga karena takjub atau mata yang berkilat senang karena adegan yang 'sooooo sweeettt'.

Tokoh favorit? Hadri! Lucu. Super mengerti Kev. Sabar. Unpredictable. Sepertinya akan menyenangkan kalau punya teman seperti dia.

Kalimat favorit: "Sepertinya adegan romantis di dalam novel jika diaplikasikan ke kehidupan nyata enggak selalu berhasil" - Kev, hal. 308

Sebagai cewek yang romantis cuma di tulisan, saya setuju dengan kalimat tersebut. Terkadang, saat dilakukan di 'real world' malah jadi "IH, LEBAY!" X))

Menurut saya, buku ini cocok sekali untuk dibaca di kala senggang. Asal, jangan dibaca saat malam minggu dan kondisi sedang galau karena tidak ada teman untuk malam minggu-an. Dijamin malah tambah galau, deh. Dan pengen nyanyi-nyanyi, "Tuhan kirimkanlah aku, kekasih yang baik hatiii~" #ter-TheRock #abaikan

Pelajaran yang saya dapat dari buku ini adalah makna dari mengucapkan maaf. Bagaimana maaf itu terkadang sulit diucapkan, padahal sangat dinanti. Bagaimana sebuah permintaan maaf yang terkesan sederhana bisa membuat hal yang rumit, menjadi sederhana juga. Dan satu lagi, seperti yang tadi sudah saya singgung. Romantis juga sederhana. Yang penting dari hati dan sepenuh hati.

Kesimpulannya? Buatlah segalanya mudah, karena terkadang masalah dibuat oleh orang itu sendiri *jadi kangen akang Hestu GP* #abaikan

Lots of love, ♥ ZP ♥

Rate: ♥ ♥ ♥

Post a Comment

1 Comments

  1. […] sama seperti waktu membaca Paper Romance, saya merasa seperti sedang menonton drama Korea saat membaca buku […]

    ReplyDelete