Judul : Confeito
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 208 halaman
Cetakan kedua, Juni 2005
Komentar pertama begitu melihat novel ini: back-covernya lebih menarik daripada front-cover. Lucu liat confeito yang tumpah gitu, manis aja keliatannya. Dan blurb-nya juga bikin penasaran. Sukses bikin saya kepincut pengen beli buku ini.
Saya pernah membaca buku ini sekitar empat tahun lalu, tapi baru membelinya saat ada diskon di salah satu toko buku belum lama ini. Nah, ternyata pendapat saya tentang buku ini mulai berubah.
Saya masih menikmati buku ini walau saya menemukan beberapa kekurangan yang membuat kesukaan saya terhadap buku ini jadi berkurang. Sepertinya memang saat kita 'terpaksa' memberikan review, cara kita membaca dan menilai suatu buku pun berubah, Nah, berikut saya akan ceritakan sedikit tentang isi buku sebelum memulai ulasan saya.
Confeito bercerita tentang lima orang mahasiwa dari jurusan teknik mesin dengan keunikannya masing-masing. Hana, satu-satunya cewek dalam grup tersebut, adalah cewek yang pelupa dan cuek. Ridwan, si playboy yang berasal dari Jawa namun berusaha keras menjadi 'lebih Jakarta banget'. Seta, si kutubuku yang menganggap mendapatkan nilai A adalah kewajiban mutlak. Leo yang selalu berhasil memberikan saran bijak kepada teman-temannya. Dan terakhir Angga,cowok jayus yang cinta mati sama pacarnya.
Berkisah tentang persahabatan yang terjalin di antara mereka, novel ini juga mengungkapkan bahwa tiap dari mereka punya 'cerita tersembunyi'. Entah itu dalam urusan asmara, hubungan dengan orangtua, hubungan di antara mereka atau bahkan hubungan dengan diri mereka sendiri.
Di dalam novel ini, tiap bab diceritakan tiap tokoh secara bergantian dari sudut pandang orang pertama. Jadi,tiap bab dimulai dengan judul 'In (nama tokoh)'s Eyes' - (judul lagu). Menarik karena penulis memperhatikan dengan cermat supaya tiap bab bisa berhubungan atau punya lagu yang berhubungan dengan apa yang akan dibahas dalam bab tersebut.
Tapi, saat saya mulai menemukan terlalu banyak kutipan di dalam buku ini, saya menjadi sedikit bosan. Memang ini membuat pembaca tahu bahwa penulis punya pengetahuan luas. Di sisi lain, ini membuat saya beranggapan bahwa penulis kesulitan untuk menciptakan, menuliskan atau membuat kata sendiri. Sedikit disayangkan, karena bahkan saat dia menjelaskan fisik tokoh, dia cenderung mengambil jalan pintas. Menggunakan tokoh yang 'umum' sehingga tidak perlu penjelasan lebih lanjut.
Nah, karena terlalu banyak kutipan di dalam novel ini, saya merasa kesulitan untuk menentukan kalimat favorit saya di dalam novel ini. Bahkan, akhirnya saya merasa tidak ada yang benar-benar berkesan untuk saya (ups.. x_x)
Tokoh favorit saya di Confeito adalah..Hana? Simple aja sih, berasa mirip aja sama dia. Walau saya bingung, kenapa dia ingin masuk jurusan akuntansi padahal dia suka menulis? Dan kenapa dia terkesan lebih kepo padahal dia dibilang cuek? Well, mungkin dia bisa dibilang juga plin-plan, just like me :p
Overall, saya merasa bahwa penulis berusaha terlalu keras untuk membuat pembaca terkesan. Padahal, cerita yang disajikan menarik untuk dibahas. Karakter tiap tokoh pun, seandainya digali lebih dalam dan dibuat agar 'lebih kuat' tentunya akan menjadikan novel ini semakin baik lagi. Jalan ceritanya menurut saya sedikit mudah ditebak, masih terlalu 'umum' padahal nampaknya penulis berusaha membuat novel yang 'berbeda'.
Novel ini pun jadi novel yang 'tanggung'. Saya masih merasa ingin membeli buku lain yang ditulis oleh Windhy. Katanya, novel perdana itu cerminan karakter si penulis. Nah, walau saya sedikit kecewa, saya tetap merasa bahwa novel yang berikutnya, mungkin akan lebih baik lagi. Semoga saja. Can't wait!
Cheers!
:D
Rate : ♥ ♥ ♥
0 Comments